Harmoni Batik & Seni Rupa: Upaya Pelestarian SMP Quran Al-Muanawiyah
Integrasi Batik dalam Pembelajaran Seni Rupa Kelas VII
Komitmen ini diwujudkan melaluiĀ integrasi kurikulum dengan menjadikan Batik sebagai fokus utama dalam pelajaran Seni Rupa di kelas VII. Proses pembelajaran tidak lagi terbatas pada teori, melainkan menekankan pada pengalaman praktis membatik, mulai dari pengenalan motif filosofis, proses pencantingan, hingga pewarnaan.
Melalui pendekatan ini, siswa kelas VII tidak hanya belajar seni, tetapi juga:
-
Mendalami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap guratan motif Batik, yang merupakan simbol kebijaksanaan leluhur.
-
Membangkitkan rasa bangga sebagai generasi penerus yang mampu menciptakan dan menghargai karya adiluhung bangsa.
-
Memberikan kontribusi pengetahuan praktis terhadap pelestarian Batik agar warisan ini terus hidup dan berkembang di tangan generasi muda.
Penguatan Rasa Bangga Melalui Sejarah UNESCO
Upaya ini menjadi semakin bermakna mengingat penetapanĀ Hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober. Tanggal tersebut dipilih untuk memperingati peristiwa bersejarah pada 2 Oktober 2009, ketika UNESCO secara resmi mengukuhkan Batik Indonesia sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Proses pengakuan Batik merupakan perjuangan panjang yang dimulai sejak 3 September 2008 dan diterima secara resmi oleh UNESCO pada 9 Januari 2009. Dengan mengajarkan Batik secara intensif, SMP Quran Al-Muanawiyah memastikan bahwa siswa-siswi memahami bahwa Batik bukanlah sekadar kain bermotif, melainkan identitas bangsa yang telah diakui dunia dan wajib dijaga kelestariannya.
Dengan demikian, kegiatan di kelas Seni Rupa ini menjadi jembatan bagi siswa Al-Muanawiyah untuk mengharmonikan iman dan budaya, menciptakan generasi yang berakhlak mulia sekaligus mencintai dan melestarikan warisan leluhurnya.